Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Januari 2012

Menemukan Kebanggaan Yang Mulai Terlupakan


Garuda Pancasila, akulah pendukungmu
Patriot Proklamasi, sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku…
Ayo maju…maju!

Seingat saya, waktu kecil lagu Garuda Pancasila itu sangat sering di putar di TVRI dan RRI. Tidak ada anak kecil yang tidak hafal lagu itu. Mungkin karena terlalu sering TVRI & RRI memutarnya. Tapi, sekarang sudah berbeda keadaannya. Simbol-simbol kebangsaan yang seharusnya menjadi kebanggaan itu mulai dilupakan. Kini anak-anak kecil, remaja bahkan para orang tua lebih senang mendengarkan musik R&B, Pop, Rap, dan Jazz daripada lagu kebangsaan.


Lagu Kebangsaan Masihkah Jadi Kebanggaan?
            Memang saat upacara bendera kita tidak pernah ketinggalan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tapi, apakah saat menyanyikan lagu tersebut kita benar-benar melakukannya dengan penuh kekhidmatan? Banyak dari kita kadang melakukannya dengan malas, terpaksa dan menginginkan ritual mingguan itu segera berakhir. Coba bandingkan ketika kita mendendangkan lagu-lagu Pop dan sejenisnya, pasti penuh dengan penghayatan.
            Padahal dulu para pahlawan kita harus berjuang keras ketika akan menyanyikan lagu Indonesia Raya. W.R. Supratman juga telah bersusah payah menciptakan lagu kebanggaan kita ini. Tahun 1924 ia nulis lirik lagu Indonesia Raya dan dengan biolanya juga lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan saat Kongres Pemuda II di Jakarta. Sayang, sang maestro tidak sempat menikmati detik-detik proklamasi karena ia meninggal dunia pada 17 Agustus 1938.
            Upacara pengibaran bendera tidaklah sekedar ritual belaka. Tapi untuk memperingati peristiwa yang penuh makna puluhan tahun silam di mana berkat perjuangan dan tumpahan darah para pahlawan, kita akhirnya dapat mencapai kemerdekaan. Begitu juga lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan simbol pemersatu bangsa yang punya makna sangat luar biasa. Oleh karena itu kita tidak boleh asal-asalan ketika menyanyikannya.

Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia lahir dan menjadi Bahasa persatuan sejak tanggal 28 Oktober 1928. Saat Jepang menduduki Indonesia, mereka berusaha mengajarkan Bahasa Jepang pada orang-orang Indonesia. Namun, hal itu malah mempersulit mereka. Hingga akhirnya Jepang memilih jalan praktis dengan memakai Bahasa Indonesia yang sudah tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
Waktu Jepang menyerah, Bahasa Indonesia semakin kuat kedudukannya. Begitulah, lahirnya Bahasa Indonesia bukan sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, tapi melalui perjuangan panjang nan melelahkan disertai dengan kebulatan tekad dan semangat untuk bersatu. Untuk itu, kita harus sekuat tenaga menjaganya agar tidak hilang ditelan zaman.
Tapi kini, timbul penyakit menular sok-nginggris yang menjangkiti hampir semua kalangan. Mulai dari remaja, pejabat, selebriti, tukang ojek, tukang becak, sampai tukang jaga WC umum pun kena. Inilah saat di mana Bahasa Indonesia mengalami masa kritisnya. Hal itu disebabkan oleh kita sendiri yang ingin tampil keren dan nyentrik dengan menggunakan Bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari.

Merah Putih Berkibarlah!
            Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan kita, ketika berjuang melawan penjajah belanda, para pejuang bangsa rela maju menembus desingan peluru untuk menurunkan bendera merah-putih-biru kolonial, merobek warna birunya dan mengibarkannya kembali sebagai bendera merah putih. Merah putih pun kembali berkibar di udara!
            Ada cerita unik dari Grace Wiroreno di blog miliknya. Dia dan temen-temennya rela berdiri tegak dan menghormat dengan dagu terangkat, malam-malam di tengah hutan yang berlumpur karena melihat selembar kain merah putih di sebuah peti yang ditemukannya. “Rasa itu tak pernah hilang dari ingatanku.” Begitu pengakuannya.
            Paling tidak, ketika kita melewati dan melihat bendera sedang berkibar jangan malu untuk memberi hormat. Atau bagi yang aktif di organisasi jadikan warna merah putih buat warna logo atau sesuatu yang lain di organisasi tersebut.

Garuda Pancasila Di Dadaku
Tahukah anda siapa perancang lambang Garuda Pancasila? Kebanyakan orang hanya mengenal pencipta lagu Indonesia raya atau pembaca teks proklamasi, sedangkan perancang lambing Negara kita sendiri terlupakan begitu saja. Perancang lambang negara kita adalah seorang sultan dari Kalimantan yang bernama Syarif Abdul Hamid Alkadrie atau terkenal dengan sebutan Sultan Hamid II.
Burung Garuda merupakan binatang mitos dalam mitologi Hindu. Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan. Warna emas melambangkan kemegahan dan kejayaan. Jumlah bulu burung Garuda ini dibuat sedemikian rupa sehingga mengingatkan kita akan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Perisai yang ada di perut sang Garuda melambangkan pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing melambangkan sila-sila dari Pancasila. Dan pada bagian bawah kita dapat melihat pita putih yang dicengkeram bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” yang merupakan semboyan Negara kita.
            Setelah membaca deretan makna dari simbol-simbol kebangsaan kita, apa yang anda rasakan? Kebanggaan, rasa syukur, atau semangat kah? Jawabannya tentu hanya anda yang tahu. Kebanggaan pada Indonesia adalah hal yang paling mahal saat ini. Mengapa? Karena masyarakat sekarang ini lebih senang berdemo, menuntut hak mereka, sedangkan kewajiban mereka terhadap Negara belum tentu sudah mereka laksanakan. Sekarang bukanlah saatnya meributkan para pejabat yang terlibat KKN atau sistem pemerintahan yang semrawut, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia sehingga nantinya akan memberi dampak positif bagi bangsa kita.
Berbuatlah yang terbaik yang dapat di sumbangkan untuk negeri kita tercinta ini. Jangan berfikir kalau perbuatan kita hanya akan sia-sia belaka. Karena sebuah biji nantinya akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang kokoh kalau kita mau merawat dan menyiraminya dengan rasa cinta, ikhlas, dan tanggung jawab. Begitu pula bangsa kita, bangsa Indonesia, akan menjadi bangsa yang besar dan tangguh jika kita mau mencintai bangsa kita dan bangga akan negeri tempat kelahiran kita. Jadi, tunggu apa lagi, mari kita teriakkan “Aku Bangga Indonesia!”                 

1 komentar:

  1. menarik sekali,, terimakasih atas informasinya.. sangat bermanfaat dan menambah wawasan tentunya.. thanks for sharing . nice post

    ST3 Telkom

    BalasHapus

ayo kasih komentar...