Kehidupan keseharian kita memang tidak dapat di lepaskan dari keberadaan hasil teknologi, setiap hari kita menggunakan kendaraan bermotor untuk beranjang sana kesana kemari. Selain itu kehidupan kita juga tidak dapat di pisahkan dari kertas, tissue, parfum, hairspray, air conditioner dan masih bayak lagi hasil-hasil teknologi yang dapat mempermudah aktifitas kita. Namun ternyata, di balik kemudahan yang kita dapat ternyata membawa dampak yang sebenarnya tak begitu tampak tetapi terus terakumulasi sehingga menumpuk menjadikan suatu ancaman besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di bumi.
Peristiwa yang di maksud adalah pemanasan global atau yang popular dengan sebutan global warming. Akhir-akhir ini peristiwa tersebut menjadi perbincangan hangat diantara cendikiawan dunia. Selain itu, timbulnya isu akan adanya kiamat di tahun 2012 membuat sebagian besar masyarakat dunia terhenyak dan ketakutan. Namun, tidak ada langkah nyata dari mereka untuk memperbaiki keadaan.
Hal itu terlihat dengan masih tingginya pengunaan bahkan penyia-nyiaan kertas, pemakaian tissue, hairspray dan air conditioner… contoh mudah di lingkungan sekitar kita, khususnya di unnes adalah ketika acara demo expo yang dilaksanakan pada tanggal 2-3 oktober lalu. Di sana saya melihat betapa kertas-kertas terbuang sia-sia. Padahal kertas-kertas tersebut berasal dari pulp yang bahan dasarnya adalah dari kayu. Bayangkan jika kebutuhan kertas meningkat maka kayu-kayu pun akan di tebangi untuk di jadikan kertas padahal pada akhirnya pun kertas-kertas tersebut hanya terbuang dengan sia-sia.
Menyikapi masalah diatas, haruskah kita menghentikan pemakaina teknologi dalam keseharian kita, agar global warming tak akan terjadi? Tentu saja tidak! Jika hal tersebut dilakukan tentu akan membuat hidup kita bertambah repot bahkan mungkin kita akan kembali pada zaman pra sejarah karena tak lagi menggunakan teknologi. Latas, bagaimana menyikapinya?
Salah satu solusinya yaitu perlu dibuat suatu konsep “green city” agar dapat menyeimbangkan antara lahan hijau dan lahan industri. Konsep “green city” itu sendiri tidak hanya membuka lahan hijau di kota kota/daerah padat industri. Namun juga meliputi kegitan lain yang lebih menekankan pada penghematan dan mengefektifkan hal-hal yang dapat menyebabkan pemanasan global. Lebih jelasnya konsep “green city” meliputi hal-hal berikut ini:
Nah itu tadi merupakan beberapa konsep “green city” yang setidaknya dapat mengurangi penyebab global warming. Hal diatas tidak akan berarti apapun jika tidak di dukung dengan kesadaran penuh tiap-tiap individu untuk selalu menjaga alam darikerusakan dan berusaha mendukung konsep “green city” agar dapat di terapkan pada kota-kota besar yang padat industri. Karena sumber polusi terbesar berasal dari sana.
Salam konservasi! Let’s go green to save our nature!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo kasih komentar...